TUGAS SEJARAH
Tentang: Benarkah Indonesia dijajah selama 350 tahun lamanya
==> Artikel 1
Sedari kecil kita sudah dicuci otak oleh pemerintah dengan mengatakan bahwa Indonesia dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Pelajaran sejarah, PSPB, PMP (kemudian menjadi PPkN) serta beberapa pelajaran lainnya selalu mengatakan bahwa Belanda menjajah sampai 3,5 abad lamanya. Tapi pernahkah kita hitung berapa lama sebenarnya kita dijajah?
Proses kolonialisasi dimulai dengan pendirian VOC atau lebih dikenal sebagai kompeni pada 20 Maret 1602 dengan tujuan “menghancurkan musuh dan memakmurkan bangsa”. Tujuan pendirian ini adalah untuk melakukan pencarian sumber rempah-rempah yang sangat berharga pada saat itu. Setelah melalui pertempuran sengit maka pada tahun 1609 VOC berhasil menguasai kepulauan Banda Neira. Jika tahun ini yang dijadikan pijakan dasar mulainya penjajahan Belanda di Indonesia maka penjajahan Belanda yang selama 350 tahun harusnya berakhir pada 1959. Sedangkan sejarah mencatat bahwa Gubernur Jenderal di Batavia telah menyerah kepada Jepang pada tahun 1942. Jadi antara 1609 sampai dengan 1942 Belanda menjajah “hanya” 333 tahun.
Tapi jika semua wilayah Hindia Belanda secara utuh diakui sebagai wilayah Indonesia utuh maka klaim tersebut terpatahkan.
Faktanya, menurut sejarah Belanda, Aceh adalah daerah terakhir yang mereka taklukkan yaitu pada 10 Januari 1903 yang ditandai dengan menyerahnya Sultan Muhammad Daud Syah. Jadi secara utuh Belanda menguasai Indonesia dari Sabang sampai Merauke hanya selama 42 tahun saja. Tetapi jika kita menggunakan sudut pandang sejarah Indonesia, maka Belanda sama sekali tidak pernah menjajah Indonesia secara utuh. Sebelum Sultan Muhammad Daud Syah menyerah beliau telah menyerahkan kekuasaan kepada Teungku Chik di Tiro Muhammad Saman sama seperti halnya Presiden Sukarno menyerahkan jabatannya kepada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia-PDRI di India dan Sumatera. Tetapi mengenai penyerahan kedaulatan Sultan ini aku belum pernah mendapatkan sumber resminya. Bahkan kenyataannya Sultan Muhammad Daud Syah sendiri tetap mengatur perlawanan dari Kutaraja setelah beliau menyerah hingga akhirnya beliau dibuang ke Ambon. Di Ambon, Sultan tetap mengobarkan perlawanan kepada Belanda dengan cara memberikan dukungan kepada pejuang lokal. Akhirnya Belanda memindahkan beliau ke Batavia hingga akhir hayatnya. Selain itu, Paul van’t Veer dalam bukunya “The Atjeh Oorlog” menyatakan bahwa Belanda tidak pernah berhasil menguasai Aceh secara utuh. Ada beberapa daerah yang masih bebas dari cengkeraman Belanda dan masih mengakui Kesultanan Aceh Darussalam walaupun Sultan sendiri telah menyerah. Mengenai Aceh yang tidak pernah dijajah secara penuh oleh Belanda telah diakui oleh semua pihak, Pihak Aceh, Kerajaan Belanda dan Pemerintah Republik Indonesia.
Jadi faktanya, Indonesia tidak pernah dijajah oleh Belanda secara utuh. Kecuali Pemerintah Republik Indonesia ingin menafikan sejarah dengan menghapus kenyataan bahwa Aceh yang diakui sebagai payung republik ternyata tidak pernah menyerah secara penuh kepada Belanda.
(sumber tulisan: http://syahmins.wordpress.com/2012/12/10/indonesia-tidak-dijajah-selama-350-tahun/)
==> Artikel 2
Sejarawan Taufik Abdullah, Selasa (19/1), mengatakan, Indonesia tidak pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Sebaliknya, Belanda yang memerlukan tiga abad untuk menguasai Indonesia.
Sejarawan Taufik Abdullah, Selasa (19/1), mengatakan, Indonesia tidak pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Sebaliknya, Belanda yang memerlukan tiga abad untuk menguasai Indonesia.
“Bangsa ini terlalu lama larut dalam mitos bahwa Indonesia
pernah hidup di bawah kolonialisme Belanda selama 350 tahun. Ini tidak sesuai
dengan fakta. Yang terjadi justru Belanda memerlukan lebih dari tiga ratus
tahun untuk menaklukkan beberapa daerah di Hindia Belanda,” katanya di Medan, Selasa (19/1).
Selama ini, bangsa Indonesia
meyakni bahwa rakyat dijajah Belanda selama 350 tahun, kemudian dijajah Jepang
selama tiga setengah tahun.
Dalam seminar nasional pengusulan
Sultan Serdang ke-5, Sulaiman Syariful Alamsyah (1881-1945) sebagai pahlawan
nasional, Taufik memaparkan, Belanda pertama kali masuk Indonesia tahun 1652 di
bawah pimpinan Cornelius de Houtman yang mendarat di salah satu pelabuhan dan
pusat kekuasaan nusantara (Banten).
Sementara itu, kolonialisme
Belanda berakhir tahun 1942 ketika Hindia Belanda diserbu dan diduduki tentara
Jepang.
“Logikanya, apakah masuk akal
kalau dikatakan bahwa Belanda langsung berkuasa ketika mereka baru saja datang
di Banten?” katanya.
Ia mengatakan, ironi dalam mitos
yang dianggap sejarah itu juga berlanjut pada abad ke-17 yang justru merupakan
zaman ketika berbagai kerajaan di kepulauan nusantara diperintah oleh raja-raja
besar dan berkuasa.
Abad ke-17 adalah masa jayanya
Sultan Iskandar Muda (1607-1636), yang sempat meluaskan kekuasaannya ke tanah
Semenanjung dan Pantai Barat Sumatra, demikian juga Sultan Agung yang meluaskan
kekuasaannya ke seluruh Jawa kecuali Banten dan Batavia.
Begitu juga dengan Raja Tallo yang
sekaligus Perdana Menteri Kerajaan Gowa dan Sultan Hasanuddin Raja Gowa
(1653-1669).
Mereka memerintah di kerajaannya
dan biasa terlibat dalam kompetisi dan konflik sesama mereka. Pada masa itu
pula meraka menghadapi dengan gagah berani infilterasi kekuatan asing seperti
Belanda, Spanyol, dan Portugis.
“Lalu,
bagaimana harus dipahami kalau di bawah kolonialisme Belanda memerintah,
raja-raja di nusantara itu memiliki kekuasaan yang cukup besar dan bahkan sibuk
memperluas wilayah kekuasaan mereka masing-masing?” katanya. (Koran PR)
Taufik Abdullah menyatakan, ironi dalam mitos yang dianggap sejarah itu juga berlanjut pada abad ke-17 yang justru merupakan zaman ketika berbagai kerajaan di kepulauan nusantara diperintah oleh raja-raja besar dan berkuasa. Dalam hal ini Serbasejarahsepakat, dan diatara tulisan-tulisan yang mendukung bahwa abad ke-17 bukan abad penjajahan Belanda tetapi “Peradaban Islam di Indonesia”
(sumber tulisan: http://heart.okwave.com/notes/478)
